Pelanggannya adalah orang-orang yang pulang kantor dan kedinginan karena kehujanan. Tidak hanya mereka yang bermotor melainkan juga mereka yang mengendarai mobil tak ketinggalan ikut berhenti untuk sejenak meminum jasus di tepian jalan. Dengan harga yang relatif terjangkau tentu jasus bukan soal bagi mereka yang pulang kantor. Segelas jasus sangat terasa menyehatkan terutama yang sudah terserang sakit flu. Minimal bisa menghangatkan badan hingga sampai dirumah. Tak jarang saya pun membeli beberapa kantong pelastik untuk keluarga di rumah.
Jika dihitung keuntungan menjual jasus cukup lumayan. Katakan saja dalam satu hari bisa menjual 50 gelas besar maka omset yang di peroleh sekali berjualan sekitar 150.000 rupiah. Jika dikalikan 24 hari tentu yang didapat sangat menggiurkan bukan? Pedagang jasus memang kebanyakan adalah bapak/ibu rumah tangga yang tinggal tak jauh dari jalan utama. Mereka biasanya keluar di sore hari dengan mendorong gerobak-gerobak jasus. Saya sendiri lebih memilih pedagang jasus di depan Rumah Sakit Permata, Pamulang. Ini adalah pedagang jasus angkatan pertama saya rasa. Setidaknya dari beberapa jasus yang saya rasakan baru disinilah yang campurannya pas. Jahenya tidak terlalu pedas namun hangat, susunya juga tidak terlalu manis. Mungkin ini peluang usaha yang bisa dikembangkan di daerah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar